Selamat Datang di Blog MI NW NO. 1 Kelayu Lotim NTB, sarana berbagi pengetahuan, saling membangun dan saling memperingati"Katakan ilmu itu walau satu ayat, katakan kebenaran itu meskipun pahit"

MEMBUAT BLOG DI BLOGSPOT

Posted by mi1kelayu.blogspot.com | | | 1 comments »

blog adalah sebuah situs website yang memungkinkan penggunanya dapat menuliskan atau memposting berbagai hal sesuai dengan keinginannya dengan mudah, (tanpa harus memiliki pengetahuan html rumit) dan dapat dikomentari oleh pengunjungnya. Blog dalam perkembangannya merupakan media yang sangat baik dalam penyampaian berbagai informasi dunia pendidikan, kesehatan, pertanian, teknologi dan lain lain. Blog bahkan juga bias digunakan sebagai media promosi online yang bersifat gratis tidak harus berbayar seperti halnya website.
Blog merupakan media yang sangat tepat jika dimanfaatkan untuk dunia pendidikan baik untuk menyampaikan informasi, penyampaian ilmu pengetahuan kepada siswa atau memberikan informasi tentang profil sekolah sehingga sekolah kita dikenal orang lain.
Lalu bagaimana cara membuat blog? Ada dua bloging yang terkenal didunia dan banyak digunakan yaitu wordpress dan blogspot ( layanan bloging yang dimiliki oleh google ). Kali ini kita akan membahas bagaimana cara membuat blog di blogspot dengan akun google.
Untuk dapat membuat blog di blogspot tentunya harus memiliki akun google (gmail) lihat Panduan Membuat email google. Jika sudah memiliki akun google (gmail) silahkan login dengan akun anda di www.blogger.com akan tampak form login seperti gambar berikut ini :

Setelah langkah diatas kita akan diarahkan ke halaman utama Dashboard blogger. Didasbor ini kita biasa membuat blog, menulis postingan, mengatur tema, edit templet dan lain – lain.
Untuk membuat blog pertama kali tekan tombol Blog Baru


Setelah tombol blog baru diklik, akan muncul jendela pembuatan blog. Pada bagian Judul isi Judul blog kamu, pada bagian Alamat isi dengana alamat blog yang kamu inginkan. Pada template, pilih salah satu template yang kamu inginkan. Kemudian klik tombol buat blog


Setelah langkah diatas maka kita telah memiliki blog dengan alamat www.sekolahku.blogspot.com.
Untuk membuat posting artikel klik gambar pensil dan untuk melihat hasilnya klik tombol Lihat Blog, sedangkan untuk pengaturan lainya klik tombol Opsi Lainnya


Pembelajaran Dengan Peta Konsep

Posted by mi1kelayu.blogspot.com | | | 1 comments »

Peta konsep adalah suatu ilustrasi garis yang konkrit yang dapat menujukkan bagaimana suatu konsep berhubungan atau terkait dengan konsep-konsep lain yang termasuk kategori yang sama. Peta konsep dapat merupakan suatu skema atau ringkasan dari hasil belajar. Selanjutnya Sumaji, dkk (1997) menyatakan bahwa peta konsep dapat digunakan untuk membantu siswa menyusun konsep dan menghindari untuk membantu menghindari miskonsepsi. Hal ini berarti bahwa konsep merupakan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi guna merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi sehuubungan dengan hal itu, guru harus memilih sekian banyak pengetahuan tentang konsep-konsep yang akan diajarkan pada siswa.
Konsep adalah ide-ide yang abstrak. Peta konsep adalah alat untuk mewakili adanya keterkaitan secra bermakna antar konsep, sehingga membentuk proporsisi-proporsisi. Proporsisi adalah dua hal atau lebih konsep yang dihubungkan dengan garis yang diberi label (kata penghubung) sehingga memiliki suatu arti. Sutu peta konsep dalam bentuk yang paling sederhana dapt tersusun atas dua konsep dihubungkan oleh sebuah kata penghubung untuk menyusun suatu preposisi (Winarno, 1997).
Belajar bermakna akan berlangsung bila konsep atau pengertian konsep-konsep diurutkan dari yang paling inklusif secara hierarki ke yang kurng inklusif ampai kepada bagian-bagian atau hal-hal yang khusus, sesuai dengan tujuan diajarkannya, konsep-konsep yang tercakup dalam materi pembelajaran, maka dapat disusun dan dikelompokkan bedasarkan sifat-sifat inklusif, kurang inklusif sampai kepada yang sifatnya paling khusus.
Berdasarkan uraian di atas, ada beberapa ciri-ciri peta konsep (Hamsa, 2009), yaitu :
a) Peta konsep adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi dari suatu bidang studi. Jadi dengan membuat peta konsep siswa dapat melihat bidang studi itu lebih jelas dan bermakna.
b) Suatu peta konsep merupakan suatu gambaran dua dimensi dari suatu bidang studi atau suatu bagian dari bidang studi
c) Cara menyatakan hubungan antara konsep-konsep. Tidak semua mempunyai bobot yang sama
d) Hierarki (terurut) dari yang bersifat umum ke konsep yang bersifat khusus
Menggunakan peta konsep dalam proses belajar mengjar sangat bermakna, mudah dipahami dan diingat oleh siswa karena kedalaman materi dan keluasan konsep yang akan disampaikan oleh guru kepada siswa. Menggunakan peta konsep sebagai metode di dalam proses belajar mengajar sangat membantu siswa baik dalam kelas maupun di luar kelas,seperti di rumah, sebab menurut ahli pendidikan, peta konsep dapat diterapkan untuk berbagai tujuan antara lain : (1) menyelidiki apa yang telah diketahui siswa; (2) menyelidiki cra belajar siswa; (3) mengungkapkan konsepsi yang salah pada siswa; dan (4) alat evaluasi. Dahar (dalam Badrul Wajdi, 2001).
Menurut Hamsa (Bahar, 2009), langkah-langkah pengembangan peta konsep oleh guru yaitu:
a) Menuliskan di atas kertas seluruh konsep atau nama topik yang berkaitan denga bidang umum yang akan diajarkan
b) Memperhatikan adanya fakta-fakta (contoh-contoh) khusus yang penting untuk dipelajari siswa
c) Memilih konsep yang paling umum dan tempatkan di bagian atas kertas
d) Menambahkan berikutnya konsep yang lebih khusus dibaris kedua, melanjutkan penulisan konsep lain yang lebih khusus di baris ketiga da seterusnya
e) Setelah penulisan konsep yang lebih khusus di baris kedua, melanjutkan penulisan konsep lain yang lebih khusus di baris ketiga dan seterusnya
f) Melengkapi dengan garis penghubung antar konsep sehingga seluruh hierarki meyerupai piramida, jangan lupa menuliskan label penghubung pada garis tersebut untuk menunjukkan keteraturan antar konsep
g) Setelah seluruh peta konsep terbentuk, menandai konsep khusus yang terutama menarik bagi siswa atau tingkat kesulitannya tepat bagi siswa.
Membelajarkan siswa menyusun peta konsep harus secara bertahap. Pertama kali meminta siswa menyusun peta konsep perlu dipilih konsep-konsep yang sudah dikenal. Mula-mula guru dapat mengajar siswa memahami peta konsep sebagai ilustrasi dari suatu kerangka isi bahan pelajaran dengan istilah-istilah yang salin dihubungkan dalam kerangka secara vertikal.
Cara mengenalkan peta konsep kepada siswa adalah dengan memodelkan cara penyusunannya dengan menfokuskan pada konsep-konsep yang jumlahnya terbatas atau lebih sederhana. Agar siswa lebih memahami peta konsep , dapat diajak untuk menyusun peta konsep yang lebih luas atau lebih kompleks. Selanjutnya dapat ditugasi oleh guru untuk menyusun peta konsep secara berkelompok , kenudian guru meminta salah seorang wakil dari tiap-tiap kelompok untuk menampilkan pet konsep yang sudah dibutnya dipapan tulis untuk dikritik secara bersama-sama untuk menghindari miskonsepsi.
Dalam pembelajaran yang menggunakan peta konsep, terdapat beberapa manfaat yang signifikan terhadap pendidikan atau guru dan siswa yaitu sebagai berikut :
1. Manfaat peta konsep bagi guru
- Membantu guru memahami macam-macam konsep yang terdapat dalam topik yang akan diajarkan dan memperoleh wawasan baru
- Membantu dalam menghindari miskonsepsi oleh siswa
- Guru dapat menentukan topik-topik sains secara jelas
- Membantu untuk melihat keterkaitan logis antar konsep-konsep khusus
- Membantu untuk mengorganisasi urutan kegiatan belajar mengajar di kelas
- Membantu untuk penilaian siswa
- Menggali pemahaman siswa sebelum dilakukan pembelajaran
- Sebagi alat menggalakkan pembelajaran kooperatif
2. Manfaat peta konsep untuk siswa
- Membantu dalam mempelajari konsep-konsep pokokda proposisi, serta membantu dalam menghubungkan atau mengaitkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan yang sedang dipelajarinya
- Membantu mempelajari cara belajar menyusun peta konsep
- Membantu untuk memperoleh wawasan baru
- Membantu siswa menghindari miskonsepsi
- Mengajak siswa belajar kooperatif
(Hamsa, 2009).
3. Bagi pengembang dan perencana kurikulum, peta konsep dapat digunakan untuk memilah konsep-konsep yang penting dan konsep-konsep yang tidak penting.
4. Bagi lingkungan
Peta konsep membantu siswa memahami perannya sebagai pelajar, juga menjelaskan peranan guru serta menciptakan iklim belajar yang saling menghargai antara guru dan siswa. Peta konsep juga membantu huru dan siswa dalam bekerja sama untuk mengatasi informasi-informasi yang keliru atau tidak bermakna. (Hamsa, 2009).

1. Pengertian Contextual Teaching And Learning (CTL)
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) yang sering disingkat dengan CTL merupakan salah satu model pembelajaran berbasis kompotensi yang dapat digunakan untuk mengerjakan dan mnyukseskan implementasi kurikulum 2004.
CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga para peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kopetensi hasil belajara dalam kehidupan sehari-hari (Mulyasa, 2008 : 102)
Menurut Wina Sanjaya (2006 : 255) Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh utuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkan dengan situasi kehidupan nyata sehingga medorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Sedangkan menurut Elaine B. Johnson (2002 : 65) Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebuah sistem yang menyeluruh.
CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna didalam materi akademik yang meraka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, social dan budaya mereka (Elaine B. Johnson, 2002 : 67).
Berdasakan pendapat beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa Contextual Teaching and Learning adalah untuk mendorong para siswa dapat menemukan hubungan materi yang dipelajari dengan situaasi kehidupan nyata ataupun dilingkungannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Tujuan penggunaan Contextual Teaching and Learning (CTL)
Bebrapa tujuan penggunaan Contextual Teaching and Learning (CTL) yang harus dipahami yaitu :
a. CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam konteks CTL tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima pelajaran akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri pelajran.
b. CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubugan antara materi yang di pelajari dangan situasi, kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar disekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat pentin, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan bermakna secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memorii siswa, sehingga tidakan mudah dilupakan.
c. CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang di pelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari materi pelajran dalam koteks CTL bukan untuk di tumpuk di otak dan kemudian dilupakan, akan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengurangi kehidupannyata.
Sehubungan dengan hal itu, terdapat lima karaktristik penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL.
a. Dalam CTL, pembelajaran merupakan proses mengaktifkan pengetahuan yang sudah ada.
b. Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memproleh dan menambah pengetahuan baru.
c. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), pegetahuan yang diproleh bukan untuk dihafal tetapi untuk pahami dan di yakini.
d. Mempraktikkan pengethuan dan pengalaman tersebut artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tempat perubahan perilaku siswa.
e. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan pengatahuan.